Hai guys. Dengan Alvi disini. Gw yakin pasti kalian sudah tau apa yang ingin gw share di tulisan gw kali ini karena sudah terlihat jelas dari judul dan gambar diatas. Jujur momen tersebut adalah momen terbaik gw di tahun 2016.
![]() |
Sumber : Instagram @vifostory |
Kok bisa yang terbaik?
Sebenarnya kalau cuma wisuda aja itu biasa banget buat gw. Gw yakin mayoritas orang yang kuliah pasti akan merasakan wisuda. Jadi ya bagi gw wisuda itu biasa banget. Apa lagi gw juga sudah bekerja sejak 2013 di bagian yang sesuai dengan jurusan kuliah gw.
Jadi apa yang bisa bikin jadi terbaik?
Alasannya adalah karena gw wisuda bareng pacar dengan gelar yang sama serta dengan segudang cerita yang mengiringi prosesnya. Di tulisan gw dan Fo sebelumnya sudah pernah kami ceritakan bagaimana awal kami berkenalan hingga akhirnya berpacaran.
Buat yang belum tau bisa baca tulisan dibawah ini.
Apa lagi gw ngebayangin ketika nanti gw dan Fo sudah berumahtangga akan ada foto wisuda kami dirumah yang mana gak banyak pasangan bisa punya momen seperti itu. 😁
Tapi bukannya kalau hubungan sampai kandas setelah wisuda akan membuat wisuda itu jadi pengalaman patah hati?
Nah itu dia yang menurut gw menjadi kelebihan gw. Walaupun gw sering dikatain Fo kalau gw itu sering negative thinking, gw tipe orang yang sangat bisa optimis dengan sesuatu yang sudah gw putuskan untuk jalankan. Gw udah pilih Fo jadi pacar gw ya artinya gw harus optimis dengan keberhasilan hubungan gw dan Fo. Bahkan gw tulis kok namanya Fo di skripsi gw di bagian ucapan terima kasih.
Apaan sih ini gw nanya sendiri jawab sendiri. Hahaha.
Walaupun itu momen 6 tahun yang lalu tapi kalau kembali ngeliat foto itu gw selalu senyum - senyum sendiri tanpa bisa berkata apapun sekalipun hanya di dalam hati.
Gw gak tau apakah akan ada yang baca tulisan gw ini selain Fo atau tidak. Tapi kalaupun ada yang nyasar ke sini gw cuma mau bilang kalau optimis itu perlu banget. Semakin besar tantangan yang ada justru rasa optimis itu harus semakin kuat. Sedikit saja kita mengurangi rasa optimis maka saat itulah proses kegagalan dimulai.
Gw mau sedikit bahas tentang optimisme dalam sebuah hubungan menurut gw dengan sedikit lebih mendalam. Semoga bahasa gw bisa dipahami ya. Optimisme dalam sebuah hubungan itu harus saling menguatkan karena rasa optimisme kedua belah pihak harus digabung menjadi satu kesatuan dan secara angka persentase harus 100%. Ketika yang satu sedang mengalami penurunan optimisme maka yang satunya lagi harus meningkatkan optimismenya supaya kalau rasa optimisme kita dan pasangan kita dijumlahkan tidak ada penurunan.
Gw kasih contoh ya.
Anggaplah optimisme gw bernilai 50 dan Fo juga 50. Ketika optimisme Fo turun jadi 20 maka optimisme gw harus 80 supaya nilainya tetap 100.
Kita semua tau, hidup itu terus berjalan. Perlu ada tujuan - tujuan baru supaya kita dan pasangan bisa mengukur optimisme as a couple. Ibaratnya mengayuh sepeda bersama kalau tidak ada tujuan pasti akan bosan. Perlu ada tujuan - tujuan yang ditentukan dan usahakan bersama.
Wisuda adalah salah satu step berkesan kami di tahun 2016. Gw dan Fo punya target yang semoga terwujud dalam waktu dekat yaitu perkawinan. Lalu setelah perkawinan tentunya ada tujuan - tujuan selanjutnya. Intinya optimisme harus tetap dijaga bersama.
Kalian punya pengalaman wisuda bareng pasangan gak? Atau ada pengalaman berkesan lainnya? Share di kolom komentar ya.
Thank you banget yang udah mampir di blog ini dan meluangkan waktu untuk baca artikel ini.
Salam hangat,
- Alvi -
Komentar
Posting Komentar