Hai dengan Alvi dan Fo di sini. Beberapa waktu lalu, kami posting konten video ngobrol santai di YouTube dan TikTok @davifostory soal topik yang mungkin relatable banget buat banyak pasangan: kenapa cowok lebih drama saat sakit? Dan di artikel kali ini, kami ingin bahas lebih dalam tentang konten video kami yang berjudul Obrolan Pasutri : Aduh Keram tersebut. (Buat yang tetarik nonton konten video kami sudah kami lampirkan di akhir artikel ini.)
Siapa sangka, perbedaan pria dan wanita saat sakit bisa memicu diskusi seru (dan kadang nyebelin) di rumah tangga. Dari yang sekadar batuk pilek, sampai demam ringan, reaksi pria saat sakit sering bikin cewek geleng-geleng kepala. Sementara cewek masih bisa nyapu dan masak sambil demam, cowok biasanya udah rebahan 12 jam sambil ngeluh, “Aku gak kuat, sayang…” (Sambil acting seperti sedang sakaratul maut) 😅
Fenomena ini bahkan punya istilah khusus di dunia barat: man flu. Yup, sebuah ungkapan populer yang menggambarkan cowok manja saat sakit seolah-olah mereka menghadapi penyakit paling dahsyat abad ini.
Jadi, apakah ini soal fisik, mental, atau cuma butuh perhatian lebih? Yuk, kita bahas bareng-bareng!
Baca juga : Obrolan Pasutri : Mimpi Kecil
Ketika Sakit Datang: Drama Cowok vs Tahan Bantingnya Cewek
Alvi: "Menurut kamu, diantara kita berdua, siapa yang kalo sakit paling drama?"
Fo: .... (Hanya menjawab dengan menunjuk kearah Alvi)
Buat yang sudah menikah atau pacaran lama, pasti pernah ngalamin momen-momen lucu (atau nyebelin) ini. Salah satu topik yang sering jadi bahan obrolan kami—dan ternyata relate juga buat banyak pasangan—adalah kenapa cowok lebih drama saat sakit dibanding cewek.
Ini bukan soal lebay-lebayan doang, tapi benar-benar jadi perbedaan pria dan wanita saat sakit yang kelihatan jelas banget. Cewek, dalam kondisi badan gak enak pun, masih bisa berdiri di dapur, ngurus anak, bahkan masih sempat balesin WA grup. Sementara cowok? Baru demam 37,5°C, langsung rebahan dengan selimut sampai ke kuping dan ngeluh "kayaknya aku gak kuat..."
Fenomena ini bahkan udah sering dibahas di media dan forum-forum parenting. Dan menariknya, ada istilah populer yang muncul: man flu. Ini menggambarkan kondisi di mana pria merasa sakitnya lebih parah daripada yang sebenarnya. Bahkan, riset dari University of Ottawa menyebutkan bahwa pria memang memiliki respons biologis terhadap rasa sakit yang berbeda dengan wanita—yang membuat mereka cenderung lebih sensitif terhadap ketidaknyamanan tubuh.
Tapi jangan buru-buru nge-judge. Di balik drama itu, bisa jadi ada keinginan tersembunyi buat diperhatikan, dimanja, atau sekadar merasa "boleh lemah sesekali". Karena kalau dipikir-pikir, kapan lagi cowok bisa manja tanpa dikomentari, selain pas lagi demam?
Man Flu: Mitos atau Fakta Ilmiah?
Istilah man flu sering jadi bahan lelucon di media sosial dan obrolan santai para pasangan. Tapi benarkah man flu itu sekadar mitos, atau ada dasar ilmiahnya?
Dalam sebuah studi dari Universitas Memorial di Kanada, ditemukan bahwa pria cenderung mengalami gejala flu lebih parah dibanding wanita. Hal ini diduga karena pengaruh hormon testosteron yang bisa memperlemah respons sistem imun, sementara hormon estrogen pada wanita justru memperkuatnya.
Jadi, saat cowok rebahan seharian dengan wajah pucat dan minta dibuatkan teh anget, bisa jadi itu bukan lebay—tapi tubuhnya memang lebih rentan. Meski begitu, tetap saja reaksi dramatis pria saat sakit sering kali jauh lebih “meriah” dibanding cewek yang tetap multitasking sambil batuk-batuk.
Di sisi lain, cewek sering terlihat lebih kuat karena mereka terbiasa mengelola banyak hal sekaligus, termasuk saat tubuh sedang nggak fit. Inilah yang membentuk persepsi bahwa wanita lebih tahan sakit daripada pria, baik secara fisik maupun emosional.
Pada akhirnya, entah man flu itu mitos atau fakta ilmiah, hal terpenting adalah bagaimana pasangan saling merespons dan memahami. Jangan buru-buru nge-judge, tapi coba dengarkan keluhan dan beri perhatian—walau cuma sekadar elusan di kening dan bilang, “Kamu kuat, Sayang.”
Reaksi Pria dan Wanita Saat Sakit: Siapa yang Lebih Tangguh?
Perbedaan reaksi pria dan wanita saat sakit bukan hanya soal gaya, tapi juga soal persepsi, hormon, dan cara tubuh merespons rasa sakit. Ini jadi pembahasan seru dalam video Obrolan Pasutri kami, dan mungkin akan banyak yang merasa relate.
Pria saat sakit biasanya langsung aktifkan mode emergency. Sedikit pilek bisa jadi alasan untuk rebahan seharian, minta disuapin, sampai merasa “ini kayaknya flu berat deh.” Sementara itu, wanita lebih tahan sakit, tetap mengurus rumah, anak, bahkan kerja dari rumah meski badan meriang.
Sebuah artikel dari Harvard Health Publishing menyebut bahwa secara biologis, wanita memiliki ambang toleransi terhadap nyeri yang lebih tinggi. Ini salah satu alasan kenapa mereka bisa tetap menjalankan aktivitas di tengah kondisi tubuh yang tidak fit.
Kata kunci “wanita lebih kuat saat sakit” pun banyak dicari di internet karena memang kenyataan di lapangan sering membuktikannya. Tapi bukan berarti cowok lemah, ya. Bisa jadi mereka hanya butuh pendekatan dan perhatian yang berbeda ketika merasa tidak enak badan.
Di sinilah pentingnya komunikasi dalam rumah tangga. Mengerti bahwa pasangan kita mungkin punya cara yang berbeda dalam menghadapi rasa sakit, akan membantu kita lebih sabar dan saling pengertian. Jangan langsung ngatain manja, siapa tahu memang lagi nggak kuat.
Penutup: Sakit Bukan Ajang Kompetisi, Tapi Kesempatan untuk Saling Menguatkan
Pembahasan tentang perbedaan reaksi pria dan wanita saat sakit sebetulnya bukan untuk saling menyalahkan, apalagi adu siapa yang paling lemah atau kuat. Justru, ini adalah pengingat bahwa setiap orang punya cara unik dalam menghadapi rasa tidak nyaman.
Pria drama saat sakit mungkin terlihat lucu, tapi di balik itu bisa saja ada kebutuhan emosional yang belum terungkap. Sebaliknya, wanita yang terlihat kuat saat sakit juga bisa menyimpan kelelahan yang tak dikatakan. Jangan sampai kekuatan dianggap biasa, dan kelemahan dianggap manja.
Dalam hubungan suami istri, memahami perbedaan ini justru bisa mempererat ikatan. Sakit bukan hanya ujian tubuh, tapi juga ujian empati. Ketika pasanganmu sedang tidak sehat—baik dia terlihat kuat maupun lemah—tunjukkan bahwa kamu hadir, peduli, dan siap membantu.
Karena pada akhirnya, rumah tangga harmonis dibangun bukan oleh dua orang yang selalu sehat, tapi oleh dua hati yang saling menjaga saat salah satunya sedang jatuh.
“Kadang, yang dibutuhkan bukan obat paling manjur—tapi pasangan yang mau duduk di samping, meski hanya memegang tangan.”
Yuk, saling jaga dan saling menguatkan. Karena cinta itu bukan siapa yang paling kuat, tapi siapa yang paling peduli.
Terima kasih udah baca sampai sini. Semoga artikel ini bisa menjawab pertanyaan "kenapa cowok lebih drama saat sakit". Sampai ketemu di artikel selanjutnya ya! Jangan lupa juga kunjungi https://lynk.id/tresnaku karena kami punya rekomendasi produk digital yang sangat di butuhkan untuk perkembangan anak anda sejak bayi hingga remaja. Ada worksheet anak, dongeng anak, kelas parenting, dll. Terima kasih sudah membaca dan sampai jumpa di tulisan berikutnya.
Salam hangat,
-Alvi&Fo-
@davifostory Siapa yang paling drama pas sakit? #obrolanpasutri #pasutrikocak #dramarumahtangga #pasutri #kisahrumahtangga #suamiistri #keluargabahagia #keluargamuda #fyp ♬ original sound - Davifo Story
Komentar
Posting Komentar