Tresnaku

Hai guys. Dengan Fo disini. 26 Oktober 2025 mungkin bagi orang lain ini hanya hari biasa. Karena memang tidak ada perayaan apapun hari ini. Tapi bagiku, hari ini terasa begitu istimewa. Hari ini adalah perayaan besar bagiku. Untuk pertama kalinya, aku membiarkan anakku memegang makanannya sendiri. Di depannya ada piring kecil berisi bubur lembut (wortel, buncis, nasi, ikan, keju) dan buah pir kukus. Aku tahu hasil akhirnya takkan rapi. Tapi bukankah memang begitu proses belajar? Tak ada yang benar-benar rapi ketika seseorang sedang tumbuh, termasuk aku yang sedang belajar menjadi ibu. 💕 Baca juga: Artikel Parenting Lainnya Sejak awal kehamilan hingga kini, aku dan suamiku, Alvi selalu berjalan beriring. Setiap keputusan sekecil apa pun kami diskusikan, dan setiap langkah selalu kami iringi doa. Aku banyak membaca, mendengarkan podcast parenting, mencoba memahami bahwa menjadi ibu bukan hanya soal insting, tapi juga perjalanan panjang untuk terus belajar tanpa henti...

Hai dengan Alvi dan Fo di sini. Dalam perjalanan menjadi orang tua baru, kami sadar bahwa fase setelah melahirkan adalah masa penuh emosi, adaptasi, dan pembelajaran. Lewat konten video yang sangat singkat kami di channel Youtube dan akun Tiktok @davifostory , Fo menyampaikan satu pesan jujur yang mewakili suara banyak ibu baru di luar sana. Artikel ini akan mengupas lebih dalam pesan tersebut, bukan hanya sebagai catatan pribadi kami, tapi juga sebagai ajakan introspeksi untuk para suami di luar sana. Yuk, kita bahas kenapa peran suami setelah istri melahirkan itu bukan cuma soal bantu-bantu, tapi juga soal hadir secara utuh dan penuh empati. ( Buat yang tetarik nonton konten video kami sudah kami lampirkan di akhir artikel ini. ) Baca juga: Obrolan Pasutri lainnya Kenapa Setelah Melahirkan, Istri Butuh Didengar Lebih Dalam Setelah proses melahirkan , perubahan terbesar bukan hanya terjadi pada tubuh perempuan, tapi juga pada perasaannya. Di fase awal menjadi ibu,...